Selasa, 29 Maret 2011

Menganalisa Bangunan Gereja Katedral

Menganalisa Bangunan Gereja Katedral

Gereja ini diresmikan pada tanggal 21 April 1901 yang menjadi gereja Katedral di Jakarta hingga saat ini. Gereja tersebut dirancang oleh seorang arsitek asal Belanda. Pembangunan Gereja Katedral sempat terhenti karena sang arsitek terpaksa pulang karena sakit pada tahun 1894. Setelah berhenti beberapa waktu lamanya akhirnya pada tanggal 16 Januari 1899, pembangunan Gereja Katedral Jakarta dimulai kembali yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Mgr E.S. Luypen SJ, sebagai Uskup pada waktu itu. Bertindak sebagai insinyurnya adalah M.J. Hulswit.

Bangunan Gereja Katedral ini dirancang dengan gaya Neo Gothic yang memiliki keindahan pada setiap sudut ruangannya. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk dinding dalam maupun luar bangunannya. Bentuk bangunan bergaya neo gothic yang diterapkan pada Gereja Katedral tersebut tidak hanya menunjukkan sisi keindahan bangunan Gereja, tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang lewat maupun masuk ke dalam bangunan Gereja.

Menara-menara yang dibangun pada Gereja Katedral ini memiliki nama masing-masing. Dua menara setinggi 60 meter tersebut bernama Menara Benteng Daud dan Menara Gading. Dan ditengah dua menara tersebut ada sebuah menara ditengah-tengah atap setinggi 45 meter yang bernama Menara Angelus Dei. Ketiga menara tersebut apabila dipandang dari segi keindangan seolah kurang cocok dengan bangunan yang bergaya Neo Gothic, namun justru dari ketiga menara tersebut lah Gereja Katedral ini memiliki ciri khas tersendiri dan menjadi lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas sebab di dalam dua menara itu terdapat lonceng yang sudah berumur ratusan tahun. Dari sebagian spesifkasi di atas maka Gereja Katedral yang ada di Jakarta ini menjadi gereja yang memiliki struktur bangunan yang sangat kokoh walaupun telah berdiri sejak 1901.

Sumber : http://www.katedraljakarta.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar